Kerajinan Tangan "rajutan"
Jumat, 06 Maret 2015
PEMBUKAAN
Hayyy kawan-kawan selamat datang di blog saya, Disini kalian semua akan menemukan semua tentang RAJUTAN beserta cara-caranya.Kawan, saya membuat blog ini karena ada tugas dari mata pelajaran TIK guna untuk melengkapi ujian Praktek SMPN 1 TEPUS.......! :)
HASIL RAJUTAN
Inilah beberapa hasil rajutan,tetapi ini bukan hasil dari saya... hehehe
CANTIKK KANNN !! ;)
Sofa rajutan ini merupakan karya Claire-Anna O’Brien dan benar-benar bisa diduduki. Walaupun hanya terdiri dari satu warna benang, sofa ini benar-benar terlihat sangat berseni dan sangat cocok dipadukan dengan bantal duduk berwarna-warni.
Lagi-lagi ini dibuat oleh Claire O’Brien, yang memang terkenal senang membuat rajutan untuk dipasangkan dengan berbagai perabot rumah. Konsep pembuatan bangku rajutan ini sebenarnya sederhana yaitu dudukan bangku dilapis dengan ‘sarung bangku’ dari bahan rajut, namun keberagaman pola dan warna beragam kreasi rajut itu membuat bangku biasa menjadi luar biasa.
Sebuah grup hobi di Oregon yang menamakan diri mereka Bombing Yarn Over Bend menciptakan ‘misi’ untuk melapisi berbagai jenis benda dan bahkan fasilitas publik seperti kran hidran dengan lapisan rajut (seperti sepeda di atas). Karya mereka disebut sebagai ‘mirip graffiti, tetapi lebih tidak menyusahkan.’ Karya mereka memang dikenal sangat mendetail dan memberi kesan berbeda pada benda-benda yang biasa kita lihat.
Balon udara cantik ini merupakan kreasi rajut yang cocok untuk dijadikan hiasan di kamar anak-anak atau menghiasi ruang kelas TK. Bagaimana, apakah Anda berminat berkreasi seperti ini? :)
CANTIKK KANNN !! ;)
Sofa Rajut
Sofa rajutan ini merupakan karya Claire-Anna O’Brien dan benar-benar bisa diduduki. Walaupun hanya terdiri dari satu warna benang, sofa ini benar-benar terlihat sangat berseni dan sangat cocok dipadukan dengan bantal duduk berwarna-warni.
Bangku Rajut
Lagi-lagi ini dibuat oleh Claire O’Brien, yang memang terkenal senang membuat rajutan untuk dipasangkan dengan berbagai perabot rumah. Konsep pembuatan bangku rajutan ini sebenarnya sederhana yaitu dudukan bangku dilapis dengan ‘sarung bangku’ dari bahan rajut, namun keberagaman pola dan warna beragam kreasi rajut itu membuat bangku biasa menjadi luar biasa.
‘Grafiti’ Rajut Unik
Sebuah grup hobi di Oregon yang menamakan diri mereka Bombing Yarn Over Bend menciptakan ‘misi’ untuk melapisi berbagai jenis benda dan bahkan fasilitas publik seperti kran hidran dengan lapisan rajut (seperti sepeda di atas). Karya mereka disebut sebagai ‘mirip graffiti, tetapi lebih tidak menyusahkan.’ Karya mereka memang dikenal sangat mendetail dan memberi kesan berbeda pada benda-benda yang biasa kita lihat.
Rajutan Balon Udara
Balon udara cantik ini merupakan kreasi rajut yang cocok untuk dijadikan hiasan di kamar anak-anak atau menghiasi ruang kelas TK. Bagaimana, apakah Anda berminat berkreasi seperti ini? :)
CARA MEMBUAT BANDO
bahannya, yang jelas benang wol, jarum songket, karet dasi, manik2.
caranya gini kalau songket
pertama di buat dulu rantainya
sampai panjang yang di inginkan, nah dari rantai ini nantinya kita akan
menyonket lebar dari syall atau benda yang kita buat. lalau di songket
ke atas sepanjang yang di butuhkan atau panjang syal yang di inginkan.
ini kalaumau embuat bunga pada bagian atas bando, silahkan mengikuti pola bunga yang telah di siapkan.
dan ini merupakan hasil step by step bendonya. dari berupa syal kecil, lalu di pasangi karet ban/karet dasi
kemudian akhirnya di beri hiasan bunga dan siap di pakai.
Kamis, 05 Maret 2015
CARA MERAJUT SYAL/SELIMUT DENGAN KNITTING
Hai teman2, kali ini saya lagi mau buat throw, atau selimut kecil untuk satu orang, enak buat sambil baca atau nonton tv hehe. Tapi sebenernya pola dan cara ini bisa juga untuk bikin syal, tergantung lebar yang dibuat saja.
Rajutan ini menggunakan knitting dengan pola zig zag.
Untuk menentukan berapa lebar yang dibutuhkan, gauge nya coba saja bikin 20 sts garter stitch, dapetnya berapa cm, jadi ntar bisa tau harus berapa sts untuk mendapatkan lebar yang di inginkan.
Saya menggunakan benang big ply dari benangrajutq.com dan menggunakan jarum knitting ukuran 5mm
Menurut hitungan saya berarti saya membutuhkan 150 sts untuk mendapatkan lebar selimut yang saya inginkan, moga2 ga salah hitung dan kependekan deh hehe.
POLA
Buat 6 baris garter stitch (knit di setiap row), lalu polanya sbb:- Rows 1 and 2: * P2, K2; ulang dari *.
- Row 3: P1, * K2, P2; ulang dari *, akhiri dengan K2, P1.
- Row 4: K1, * P2, K2; ulang dari *. akhiri dengan P2, K1.
- Rows 5 and 6: * K2, P2; ulang dari * .
- Row 7: ulangi row 4.
- Row 8: ulangi row 3.
- Rows 9 and 10: ulangi row 1.
- Row 11: ulangi row 4.
- Row 12: ulangi row 3.
- Rows 13 and 14: ulangi row 5.
- Row 15: ulangi row 3.
- Row 16: ulangi row 4.
- Ulangi rows 1 through 16 sampai mencapai panjang yang diinginkan.
- Buat 5 rows garter stitch.
- Bind Off.
Dan jangan lupa di catat ya lagi ada di baris ke berapa, karena kalau knitting suka susah ngitung nya lagi ada di baris yang mana.
SEJARAH ADANYA RAJUTAN
Sebagian besar sejarah merajut masih jadi misteri besar. Di Negara mana, budaya dan teknik merajut ini berasal, siapa yang pertama kali menemukan tekniknya juga masih belum diketahui secara jelas. Catatan sejarahnya masih sedikit dan masih menjadi pertanyaan besar terutama bagi mereka yang meriset tentang dunia merajut.
Fragmen kaus kaki rajutan yang kali pertama ditemukan. Kaus kaki dengan motif kaligrafi kufi Arab yang rumit. Sumber gambar www.knitty.com
Hasil rajutan yang kali pertama ditemukan adalah sepasang kaus kaki berbahan katun dengan stockinette stitch yang ditemukan di Mesir pada 1000 M dengan motif kaligrafi yang rumit. Teknik merajut yang digunakan saat ini diduga berasal dari Timur Tengah yang kemudian ditransferkan ke benua Eropa melalui Spanyol. Cara merajut asal Timur Tengah yang digunakan untuk merajut permadani inilah yang menarik perhatian masyarakat Spanyol dan Italia untuk mengikutinya. Penyebaran permadani asal Timur Tengah bisa dibilang telah menjelajahi separuh dunia karena itulah keterampilan merajut pun turut menyebar hingga Eropa.
Memang banyak di antara periset sejarah rajutan yang menyimpulkan bahwa teknik merajut berasal asli dari Timur Tengah dan Islam. Tapi Julie Theaker dengan pisau analisisnya yang tajam dalam salah satu artikel berjudul History of Kniting (artikel bagus, Anda harus membacanya) yang ditulisnya dan dimuat di www.knitty.commengungkapkan bahwa merajut memang kemungkinan besar berasal dari Timur Tengah.
Alasannya, penemuan hasil rajutan kuno biasanya menggunakan benang yang berasal dari sutra atau katun. Logikanya jika budaya merajut berasal dari Eropa maka tentunya benang yang digunakan adalah wol. Bukti lainnya adalah teknik merajut sebagian besar diajarkan dari kanan ke kiri bukan dari kiri ke kanan (kidal). Jika dianalogikan dengan budaya menulis orang Arab, mereka pun menulis dari kanan ke kiri. Berbeda dengan budaya menulis orang Eropa yang menulis dari kiri ke kanan.
Memang banyak di antara periset sejarah rajutan yang menyimpulkan bahwa teknik merajut berasal asli dari Timur Tengah dan Islam. Tapi Julie Theaker dengan pisau analisisnya yang tajam dalam salah satu artikel berjudul History of Kniting (artikel bagus, Anda harus membacanya) yang ditulisnya dan dimuat di www.knitty.commengungkapkan bahwa merajut memang kemungkinan besar berasal dari Timur Tengah.
Alasannya, penemuan hasil rajutan kuno biasanya menggunakan benang yang berasal dari sutra atau katun. Logikanya jika budaya merajut berasal dari Eropa maka tentunya benang yang digunakan adalah wol. Bukti lainnya adalah teknik merajut sebagian besar diajarkan dari kanan ke kiri bukan dari kiri ke kanan (kidal). Jika dianalogikan dengan budaya menulis orang Arab, mereka pun menulis dari kanan ke kiri. Berbeda dengan budaya menulis orang Eropa yang menulis dari kiri ke kanan.
Pada abad pertengahan, keterampilan merajut pun mengalami inovasi dan perkembangan yang sangat pesat di Eropa baik dari segi teknik maupun bahan dan peralatannya. Bahkan, pernah sampai dibuat benang yang berasal dari emas yang dirajut untuk dibuat jubah mewah bagi para pembesar istana. Kala itu, rajutan hanya untuk kalangan tertentu dan dianggap sangat berharga. Saking terbatasnya pengguna sandang rajutan ini, mereka yang pandai merajut pun dikumpulkan dalam satu tempat khusus dan dianggap sebagai orang yang terhormat.
Hampir semua perajut di sana berjenis kelamin laki-laki. Jika ada pemuda yang ingin bergabung menjadi perajut, mereka harus magang dan menjadi pelayan bagi para master perajut yang tinggal di sana. Mereka pun harus menempuh ujian yang mengharuskannya membuat desain adibusana atau mahakarya dengan teknik baru ciptaan mereka dan benang khusus yang mereka pintal sendiri. Setelah mereka lulus dari ujian tersebut, maka mereka baru bisa menyandang gelar sebagai master perajut. Setelah menjadi master, dia baru boleh menerima murid dan mengulangi prosesnya lagi dari awal sebagaimana yang pernah dilaluinya.
Eksklusivitas karya rajutan pada saat itu menjadikannya tidak menoleransi mutu yang rendah karena semua bahan dan hasilnya harus memenuhi standar tinggi yang telah ditetapkan oleh organisasi perajut kuno tersebut. Jika peraturan tersebut dilanggar maka gelar masternya akan dicabut dan dia dikeluarkan oleh organisasi tersebut. Seiring dengan perkembangan zaman dan pertambahan jumlah penduduk, sandang yang berasal dari rajutan tidak menjadi terlalu eksklusif lagi. Dan bisa jadi mereka yang dikeluarkan oleh organisasi perajut tersebut membuat merajut menjadi lebih familiar dan bisa dilakukan oleh siapa pun.
Penyebaran ilmu merajut pun semakin luas dan setiap tempat memiliki teknik dan karakteristik tersendiri dalam rajutannya. Sebagai contoh, masyarakat di Pulau Aran yang punya budaya membuat sweater yang memiliki kabel dengan pola pelintiran yang rumit. Atau di Peru yang punya budaya merajut dengan motif unik dan kombinasi aneka warna yang mirip dengan motif fair isle dari skandinavia. Meskipun mirip, tetapi tetap ada perbedaan yang khas antara Peruvian Knitting dan Fair Isle Knitting.
Contoh sweater Aran yang penuh dengan motif kabel dan biasa digunakan oleh para pelaut daerah Skandinavia.
Gambar diambil dari www.aranknit.com
Di wilayah Norwegia terdapat tradisi membuat sweater, jaket, atau kardigan dengan kombinasi warna yang unik dan rumit yang lebih dikenal dengan rajutan fair isle. Diduga budaya merajut di Norwegia tersebut berasal dari kapal asal Spanyol yang terdampar di sana (kurang lebih pada abad 16) dan para pelaut yang menggunakan baju hasil rajutan dan mengajarkan penduduk lokal, terutama wanita, untuk belajar merajut. Dan kemampuan tersebut terus berkembang dan kini motif fair isle tersebut telah terkenal di seluruh dunia.
Sweater dengan motif fair isle.
Gambar diambil dari www.speakin-colors.blogspot.com
Tidak banyak orang yang mengetahui kalau sebenarnya dahulu para perajut itu sebagian besar adalah kaum lelaki. Orang-orang sekarang menganggap merajut adalah kegiatan nenek-nenek berkacamata yang menghabiskan waktunya dengan merajut sambil duduk di kursi goyang. Padahal itu ada sejarahnya. Ini berkaitan dengan sejarah merajut di Eropa, utamanya Inggris. Revolusi industri ketika itu telah berhasil memunculkan mesin rajut yang membuat rajutan tidak lagi menjadi buatan tangan melainkan menjadi komoditas industri yang diproduksi secara massal.
Revolusi industri dengan penemuan mesin rajut tersebut mengakibatkan para perajut handmade ini tersisih sehingga merajut hanya menjadi kegiatan rumahan yang dilakukan oleh wanita. Lambat laun, seiring dengan perkembangan zaman, merajut merupakan salah satu keterampilan yang wajib dimiliki oleh wanita bangsawan di Inggris pada masa Victoria.
Popularitas merajut, sempat mengalami pasang surut. Meskipun demikian, di beberapa daerah merajut merupakan kebudayaan yang diwariskan dari ibu ke anaknya secara turun temurun. Bahkan di satu daerah di pesisir Inggris ada tradisi seorang calon mempelai wanita harus membuat sweater untuk dihadiahkan kepada calon suaminya pada hari pernikahan mereka. Di wilayah pesisir Inggris lainnya disebutkan bahwa para wanita bahkan merajut membuat sweater yang diberi nama suami atau nama kapal yang dimiliki oleh suaminya.
Di Indonesia sendiri, merajut tidak sepopuler merenda. Budaya merajut dibawa oleh Belanda ketika mereka datang menjajah Indonesia. Keterampilan inilah yang ditularkan oleh para noni Belanda pada wanita pribumi Indonesia. Karena itu pula maka nama stik merajut dikenal dengan breien.
Saat ini, merajut tampaknya mulai menemukan popularitasnya lagi. Di luar negeri, banyak beredar buku merajut dan majalah merajut. Bahkan jika diperhatikan, di dunia maya, perkembangan komunitas merajut semakin pesat dengan banyaknya website merajut dan blogger-blogger perajut yang mendesain apa yang mereka kenakan dan gunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Elizabeth Zimmerman
Salah satu perajut yang tersohor adalah Elizabeth Zimmerman yang menahbiskan dirinya sebagai opionated knitter alias pecandu rajutan. Masih banyak lagi desainer rajutan atau para perajut yang menjadikan merajut sebagai jalan mereka mencari penghidupan. Nah, pertanyaan saya, apakah Anda termasuk salah seorang yang juga menuju ke sana?
KEUNTUNGAN MEMASARKAN RAJUTAN
ANALISI BISNIS
Modal Awal
MISALNYA :
Peralatan :
Peralatan :
Mesin bordir/rajut Rp. 2.000.000,-Peralatan Rajut Rp. 300.000,-Rp. 2.300.000,-Peralatan mengalami penyusutan selama 4 tahun dan memiliki nilai residu sebesar Rp. 1.000,00 dengan menggunakan metode penyusutan garis lurus. Biaya penyusutan per tahun = ( Rp.2.300.000,00 – Rp. 1000,00) / 4 = Rp. 574.750,00 per tahun atau sama dengan Rp. 47.895,00 perbulan.
Perlengkapan :
Kain rajut Rp. 700.000,-Benang rajut Rp. 300.000,-Plastik kemasan Rp. 100.000,-Jumlah Rp. 1.100.000,-
Perhitungan laba/(rugi) per Bulan
Pendapatan (30 rajutan x Rp. 100.000,00) Rp. 3.000.000,-
Biaya-biaya:
Biaya perlengkapan Rp. 1.100.000,-Biaya penyusutan peralatan Rp. 47.895,-Gaji karyawan Rp. 700.000,-Listrik Rp. 100.000,-Transportasi Rp. 100.000,-Biaya lain-lain Rp. 100.000,-Jumlah biaya Rp. 2.147.895,-Laba bersih Rp. 825.105,-
Dunia fashion selalu diminati masyarakat, jadi bisnis rajutan ini merupakan peluang usaha yang cukup menjanjikan. Selamat berkarya!
Langganan:
Postingan (Atom)